Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus GANJURAN
A . Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus
“Mandala” adalah lingkup, wilayah kekuasaan yang bernuansa religious. Oleh karena itu Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus adalah lingkup, wilayah yang dikuasai, dilingkupi, disemangati oleh Hati Kudus Tuhan Yesus. Secara fisik yang dimaksud Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus adalah Kompleks Gereja & Candi Ganjuran berikut sarana dan prasarananya. Tetapi sesungguhnya, pengertian Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus adalah wahana, tempat semua orang dapat menimba, menghayati, dan akhirnya mengamalkan berkat Hati Kudus Tuhan Yesus dalam dinamika kehidupan mereka baik sebagai paguyuban maupun pribadi. Wahana, tempat semua orang menyadari diri sebagai utusan dan kepanjangan tangan Kristus, Hatinya Yang Mahakudus, dimanapun mereka berada, senantiasa menjadi berkat bagi siapa dan apa pun juga.
B. Monumen Perutusan
Sendangsono adalah monument kelahiran jemaat. Disinilah orang pribumi pertama dibaptis, dan masuk dalam persekutuan Gereja Katolik. Sedangkan Candi Ganjuran adalah monument perutusan jemaat. Disinilah pada tahun 1930 tanggal 11 Februari (kurang lebih 25 tahun setelah baptisan Sendangsono), seluruh karya dan perjuangan jemaat yang mulai menginjak dewasa dipersembahkan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus. Dengan semangat Hati Kudus Tuhan Yesus itulah mereka diberi tugas perutusan untuk me ngkuduskan Tanah Jawa dan Bumi Nusantara, menjadi berkat bagi siapa dan apapun juga, hingga terwujud Kerajaan Allah yang dicita-citakan.
Di Candi Ganjuran inilah jamaat senantiasa ditantang untuk berusaha menggali nilai-nilai yang terpancar dari Hati Kudus Tuhan Yesus, menghidupi, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, hingga terwujud harmoni yang ditandai kasih, kesediaan untuk berkorban, ketulusan hati, kedamaian, keamanan, ketenteraman, dan kebahagiaan bagi dan diantara segenap makhluk cipataan.
C. Rangkuman Sejarah Gereja Ganjuran
Perkembangan Kawasan Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran dari waktu ke waktu dapat diringkaskan sebagai berikut:
1860 Pabrik gula Gondang Lipuro didirikan oleh Stefanus Barends. Ia adalah suami pertama Elise Fransisca Wilhemia Kartaus.
1876 Stefanus Barends meninggal dunia, sehingga Nyonya Elise Fransisca WIlhemia Kartaus menjanda dan terpaksa kembali ke Surabaya.
1880 Elise Fransisca Wilhemia Karhaus bertemu dan menikah dengan Gotfried Schmutzer, merekalah orangtua Josef dan Julius Schmutzer.
1912 Atas arahan ibunya, Prof. Dr. Ir. Josef Ignaz Julius Mara Schmutzer dan Ir. Julius Robert Anton Maria Schmutzer, mengambil alih Pabrik Gula Gondang Lipuro, dan mulai menjalankan Ajaran Sosial Gereja (Rerum Novarum). Spiritualitas Hati Kudus Tuhan Yesus yang dihayati keluarga ini pun mulai diamalkan.
1919 Keluarga Schmutzer membangun 12 Sekolah Rakyat secara bertahap di desa-desa sekitar pabrik gula Gondang Lipuro. Pembangunan sekolah-sekolah ini berlangsung sampai tahun 1930. Era pengutusan, pewartaan dan pemberdayaan masyarakat pun dimulai.
1920 Ir. Julius Schmutzer menikah dengan Caroline Theresia Maria van Rijckevorsel, seorang perawat dan pekerja social.
1921 Ibu Caroline Schmutzer membuat poliklinik di garasi rumahnya. Cikal bakal karya social (kesehatan) melalui Rumah Sakit dimulai.
1924 Schmutzer mendirikan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, tepatnya pada tanggal 16 April 1924.
1927 Candi Hati Kudus Tuhan Yesus yang bercorak Hindu-Jawa mulai dibangun (27 Desember), sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan yang melimpah. Arca Hati Kudus yang sekaligus adalah Kristus Raja ditahtakan di dalamnya.
1930 Mgr. van Velsen, SJ memberkati candi. Tanah Jawa dipersembahikan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus. Pemberkatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Februari, tanggal penampakan Bunda Maria di Lourdes.
1930 Rumah Sakit St. Elisabeth selesai dibangun, saat itu baru terpasang 30 tempat tidur.
1930 Tanggal 4 April, 4 suster CB pertama tiba di Ganjuran. Mereka adalah Sr. Yudith De Laat, Sr. Ignatia Lemmens, Sr. Simona, dan Sr. Rudolpha De Broot.
1942 Rm. Sugijapranata, SJ memperluas gedung gereja kea rah barat sepanjang 15 meter, dilengkapi balkon tempat koor.
1948 Clash II, pabrik gula Gondang Lipuro dibumihanguskan (bulan Desember), namun Candi, Gereja, Rumah Sakit, dan sekolah-sekolah tetap berdiri bersama Umat Hati Kudus Tuhan Yesus yang terus berkembang.
1959 Rm. Sontobudoyo memperluas gedung gereja ke samping kanan dan kiri. Dengan demikian dibangunlah sayap selatan dan utara sebagaimana tampak dalam wuudnya sampai tahun 2006.
1965 Rm. Strommesend, SJ menambahkan beberapa ruang di sebelah timur gereja, yakni sakristi, kantor paroki, dan ruang misdinar. Beliau juga merintis pembangunan Gereja Stasi Tambran dan memprakarsai pengadaan perangkat gamelan pelog.
1970 Rm. M. Jonckbloedt, SJ mulai membangun dan memantapkan organisasi Gereja Ganjuran.
1981 Rm. Suryasudarma, SJ berkarya di Ganjuran, memprakarsai pembangunan pastoran baru terdiri dari 2 lantai yang dirasa lebih mendukung pelayanan.
1988 Rm. G. Utomo, Pr berkarya di Ganjuran, dan menggali lagi nilai-nilai budaya tradisional yang sudah mengakar dan terus berkembang.
1989 Paguyuban Tani Hari Pangan Sedunia yang berwawasan lingkungan dan berorientasi pada pemberdayaan petani kecil lahir di Ganjuran pada bulan Oktober. Pembukaan Paguyuban Tani HPS itu juga ditandai dengan dihasilkannya Deklarasi Ganjuran.
1990 Rm. G. Utomo, Pr. memprakarsai pemansangan jendela pada dinding-dinding sayap gereja agar dapat dibuka pada hari raya , mengingat perluasan gereja hamper tidak mungkin dilakukan lagi. Beliau juga memprakarsai pengadaan perangkat gamelan slendro.
1995 Spiritualitas Hati Kudus Tuhan Yesus yang berakar pada tradisi budaya dan telah berkembang di Ganjuran makin digali dan dihidupi. Upaya membangun kompleks perziarahan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus di kompleks Candi Ganjuran dimulai.
1997 Panel-panel Jalan Salib bercorak Hindu-Jawa sebagaimana dicita-citakan oleh Schmutzer tahun 1930 yang lalu direalisasikan. Peletakan batu pertama Jalan Salib dilakukan oleh Rm. G. Utomo, Pr.
1998 Berkat Tuhan yang berwujud Sumber Air dari dasar Candi Hati Kudus Tuhan Yesus ditemukan oleh Bp. Y. Suparto. Selanjutnya air ini disebut “Tirta Perwitasari”.
1999 Paguyuban Hati Kudus Tuhan Yesus diresmikan oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. I. Suharyo pada Prosesi 75 tahun Gereja Ganjuran bulan Juni.
2000 Lahir Paguyuban Abdi Dalem. Kelompok Bentara Hati Kudus yang ingin belajar banyak tentang spiritualitas Hati Kudus ini bertekad untuk menghayati dan mengamalkannya dengan menjaga Kompleks Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus dan melayani para peziarah. Pada tahun ini juga konblokisasi halaman candi diselesaikan.
2001 Rumah Sakit St. Elisabeth Ganjuran diambil alih pengelolaannya oleh RUmah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, dan dimulailah era pelayanan kesehatan yang lebih luas.
2002 Upaya pembangunan fisik & non fisik Kompleks Mandala Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran dimulai. Konblokisasi halaman selatan pastoran diselesaikan, selanjutnya dipergunakan sebagai areal parkir roda dua.
2003 Atas petunjuk Rm. Utomo, Pr digali lagi sumber mata air besar di pintu gerbang selatan candi. Dibangun juga di dekatnya kamar mandi peziarah berikut rangkaian toiletnya. Di kanan kiri Gereja mulai dibangun 2 pendapa kembar untuk berbagai kekerluan: perluasan gereja, tempat istirahat para peziarah, dan aneka kegiatan paroki. Konblokisasi halaman selatan gereja diselesaikan dengan kualitas standar areal parkir roda empat dan bus.
2004 Renovasi atap dan cat gereja diselesaikan, disusul pembangunan 2 pendapa di kanan-kiri Candi Ganjuran, untuk mendukung pelayanan peziarah.
2006 Gempa bumi hebat melanda Bantul, DIY dan sekitarnya. Gereja Ganjuran runtuh, dan lebih dari 80 umat Katolik menjadi korban. Saat Ganjuran runtuh sedang berlangsung misa pagi, sehingga ada 5 orang yang meninggal di bawah reruntuhan gereja. Walaupun begitu, Candi, Pastoran, Pendapa dan bangunan-bangunan pendukung lainnya tetap tegak berdiri. Posko Karina dibuka di Ganjuran. Melalui posko ini seluruh bantuan social dari saudara-saudari yang menyalurkan kepeduliannya ditampung dan diteruskan kepada masyarakat yang membutuhkan. Rm. Jarot Kusnopriono Pr mengkoordinasikan langsung pengelolaan Posko Karina ini.
2007 Dengan bantuan yang diterima dari berbagai pihak, Umat Katolik Paroki Ganjuran bersama masyarakat mulai memperbaiki rumah tinggal dan aneka infra struktur yang rusak akibat gempa. Setelah umat dan masyarakat mulai berbenah, Kapel-Kapel Wilayah pun diperbaiki dan dibangun kembali. Bersamaan dengan itu mulai dipersiapkan juga pembangunan kembali Gereja Ganjuran, yang baru akan dilaksanakan setelah kondisi sosial ekonomi masyarakat mulai pulih.
2008 Rencana pembangunan kembali Gerja Ganjuran mendapat persetujuan dari Keuskupan Agung Semarang. Pada tanggal 22 Juni 2008, bersamaan dengan Prosesi 2008 Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. I. Suharyo berkenan meletakkan batu pertama pembangunan kembali Gereja Ganjuran. Pembangunan kembali Gereja Ganjuran ini dilaksanakan oleh Umat paroki Ganjuran didukung saudara-saudarinya dari berbagai tempat di seluruh penjuru tanah air.
D. Visi dan Misi Gereja Ganjuran
Dengan tetap menimba semangat Sang Pendiri, Gereja Ganjuran bertekat untuk selalu Menjadi Berkat bagi Siapa dan Apa pun juga. Tekad itu dilandasi semangat belas kasih, kesetiaan dan kerelaan untuk berkorban yang setiap saat dapat ditimba dari Hati Kudus Tuhan Yesus. Pengakuan akan Kristus Raja yang menguasai sendi-sendi kehidupan Gereja Ganjuran diungkap dalam bentuk kesediaan umat untuk mengabdi secara total, sebagaimana disimbolkan pada Perayaan Prosesi. Secara lebih konkret visi tersebut hendak dicapai melalui serangkaian langkah dan perjuangan berikut:
1. Menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk semakin mendekatkan umat dari berbagai kalangan (Ganjuran sendiri maupun peziarah dari berbagai penjuru tanah air) pada Hati Kudus Tuhan Yesus.
2. Menyediakan berbagai fasilitas yang dapat membantu umat untuk semakin banyak menimba, menghidupi dan mengamalkan semangat Hati Kudus Tuhan Yesus.
3. Memperhatikan kaum yang lemah (sakit, miskin dan tertindas) baik secara jasmani maupun rohani, agar ikut merasakan belas kasih Hati Kudus Tuhan Yesus.
4. Memperjuangkan harmoni dan keutuhan alam ciptaan, agar dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi segala makhluk untuk hidup tenteram.
5. Mengajak semua orang yang berkehendak baik untuk bersyukur dengan membagikan berkat yang telah diterimanya melalui berbagai kegiatan amal kasih.
6. Menghormati tradisi Ganjuran yang menyelamatkan dengan cara menggali, melestarikan, dan mengembangkannya melalui berbagai kesempatan dan kegiatan.
Demikianlah, sebagai pewaris rahmat yang sedemikian agung Gereja Ganjuran bersama seluruh devosan kepada Hati Kudus Tuhan Yesus bertekad untuk menjadi berkat bagi siapa pun dan apa pun juga. Tekad itu juga diungkapkan dengan kesediaan menjadi talang (perantara berkat) bagi orang-orang yang lemah, miskin dan tertindas. Visi dan misi tersebut senantiasa diwartakan, baik di kalangan umat Ganjuran sendiri maupun para peziarah yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Harapannya semakin banyak orang yang menjadi kepanjangan tangan Hati Kudus Tuhan Yesus, sehingga semakin banyak juga orang yang diselamatkan melalui hati Kudus Tuhan Yesus.
E. Pembangunan Kembali Gereja Ganjuran
Setelah mendapatkan restu dari Bapak Uskup dan mendapatkan IMB dari Pemerintah Kabupaten Bantul, Panitia Pembangunan Gereja Ganjuran menetapkan pelaksanaan pembangunan antara Juli 2008 sampai dengan Mei 2009. Keseluruhan bangunan diperkirakan seluas 1500 m². Total biaya sebelum kenaikan BBM diperkirakan sekitar Rp 5 milyar. Dana tersebut akan dipenuhi dari swadaya umat dan Dewan paroki Ganjuran sekitar Rp 1,5 milyar kumpulan dana sumbangan Gempa Bumi dan Pembangunan Kembali Gereja Ganjuran Rp 1,5 milyar dan sumbangan bebas dari para donator diharapkan sekitar Rp 2 milyar.
Panitia mengharapkan keterlibatan semua pihak, baik Umat Paroki Ganjuran, Para Peziarah, maupun para donator di manapun berada, untuk ambil bagian dalam pembangunan ini.
F. Alamat
Permintaan informasi dan lain-lain dialamatkan ke Sekretariat Pelayanan di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Sumber-mulyo, Bambang-lipuro, Bantul, DI Yogyakarta, atau PO BOX 115, Bantul 55702, Telp 0274-367154. Keterlibatan melaui Dana Sosial Candi Ganjuran dikirim ke BNI 46 Cabang Bantul, No. Rek. 0106798690, a.n. Sr. Secunda, CB.
Outside Indonesia may donate via: